Cobain Nih, Cara Atur Keuangan Ala Negeri China. Biar Tambah Cuan

Posted: 1 Sep 2021from: EditorLast updated : 1 Sep 2021

Ada pepatah dari Negeri China yang mengatakan, The man who moved a mountain was the one who began carrying away small stones. Secara mudah bisa diartikan bahwa untuk bisa memindahkan gunung, kamu perlu mengumpulkan kerikil demi kerikil hingga akhirnya menjelma menjadi sebuah gunung. Dengan ketekunan dan juga kecermatan, kamu bisa mengumpulkan sesuatu yang mungkin menurut banyak orang tidak mungkin untuk dilakukan.

 

Pepatah itu tampaknya sudah terpatri di benak banyak orang, sehingga jika kamu perhatikan ketekunan dan juga kerja keras menjadi ciri khas dari para pekerja yang berasal dari negeri tirai bambu itu.

 

Selain itu, masyarakat setempat juga dikenal memiliki perencanaan keuangan yang baik. Sehingga gaya hidup yang cermat dan anti foya-foya sudah menjadi makanan sehari-hari disana.

 

Melansir laman Sikapiuangmu.OJK.go.id, jadi dulu sekitar tahun 480an sebelum masehi (SM), dikenal seorang ahli strategi militer yang bernama Fan Li atau Tao Zhu-Gong. Dia mengundurkan diri dari posisinya dan banting setir menjadi seorang pengusaha.

 

Dia menerapkan prinsip “Nen Zheng Dun” yang berarti kemampuan mengorganisasikan dalam menjalankan bisnisnya. Tidak hanya soal operasional tetapi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk didalamnya mengorganisasikan keuangan juga diterapkan oleh Fan Li.

 

Nah beberapa prinsip pengelolaan keuangan dari negeri China ternyata bisa juga kamu praktekkan untuk membuat kamu lebih cermat dan cerdas mengatur keuangan. Sehingga kedepannya kamu bisa memupuk hasil yang lebih baik.

 

(Baca juga: Tidak Hanya Bank Syariah, Kini Ada Pinjol Syariah)

 

1. Berhati-hati dalam mengeluarkan uang


Dao De Jing dalam sebuah tulisan mengatakan bahwa menggunakan uang secara hati-jati adalah hal penting dalam kehidupan. Disini maksudnya bukan kamu harus selalu takut menggunakan uang, melainkan membaginya dalam beberapa level urgensi.

 

Jadi kamu bisa mengeluarkan uang untuk hal-hal yang memang dibutuhkan, bukan diinginkan. Sebagai contoh kebutuhan kamu adalah makan, artinya kamu bisa memakan apa saja yang sehat dan terpenting tidak mahal.

 

Sedangkan jika ditanya inginnya, pasti kamu ingin makanan yang mewah dan juga enak. Padahal tubuh tidak membutuhkan jenis makanan tersebut. Jadi, hati-hati dengan keinginan kamu. Mulai buat prioritas dan pastikan setiap uang yang dikeluarkan memang dilandasi kebutuhan.

 

2. Jangan ikuti gaya hidup

 

Gaya hidup sederhana merupakan prinsip bagi masyarakat Tionghoa. Mulai dari memasak, membeli makanan, menghemat dan mengalokasikan kelebihan dana untuk investasi atau di tabung.

 

Denga begitu, tubuh kamu dengan sendirinya akan terbiasa melakukan penghematan. Dan ketika ada dana lebih, sedikit atau banyak, langsung di tabung atau “diputar” untuk menambah penghasilan.

 

Ini yang dinamakan hidup cermat. Kamu tidak menjadi budak dari gaya hidup. Karena ketika penghasilan kamu bertambah, pengeluaran kamu akan tetap segitu-gitu saja, tidak mengikuti penghasilan. Itu yang terbaik. Penghasilan bertambah, tetapi pengeluaran tetap atau bahkan berkurang. Kamu jadi memiliki lebih banyak dana untuk di simpan.

 

3.   Menabung dan berinvestasi

 

Dibanding Amerika Serikat dan Indonesia, Masyarakat China lebih sering menabung lho. Angkanya mencapai 46% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) selama satu tahun. Sementara masyarakat di Indonesia berdasarkan data World Bank, hanya menabung sebanyak 32% dari total PDB.

 

Dengan menabung, kamu bisa menyisihkan sedikit demi sedikit dana untuk dibenamkan di medium investasi. Jadi menabung dan investasi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam hal perencanaan keuangan yang baik.

 

4. Hindari utang

 

Masyarakat Tionghoa memilih untuk terus menabung hingga kebutuhannya cukup ketimbang membuka pintu utang. Namun jika ternyata kebutuhannya sangat cepat, mengajukan utang ke bank ataupun lembaga pembayaan bisa dipilih dengan memgang teguh konsistensi dan juga tanggung jawab.

 

Semua poin diatas tidak bisa dijalankan secara satu persatu, melainkan keseluruhan. Sebagai contoh, kamu boleh berutang tetapi untuk hal yang sifatnya sangat penting dan juga berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan.

 

5. Manajemen dan perencanaan keuangan yang disiplin

 

Etnis Tionghoa mempunyai peribahasa yang berbunyi “Menyimpang Seinci, Rugi Seribu Batu”. Peribahasa itu berarti kamu harus disiplin dalam mencatat untung-rugi, pemasukan-pengeluaran, atau modal-hasil sehingga apa yang kita terima dan akan atau sudah di keluarkan dapat tercatat dengan baik dan tidak akan menimbulkan rugi di kemudian hari.

 

Salah satu orang terkaya di dunia, Jack Ma, menjalankan prinsip manajemen keuangan di hidupnya, yaitu prinsip 30:30:30. Prinsip 30:30:30 yang dimaksud adalah 30% dari pemasukan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, 30% ditabung, 30% dialokasikan untuk investasi atau modal usaha, dan 10% tersisa digunakan untuk hal lainnya.

 

(Baca juga: Ini Daftar Pinjaman Online Syariah yang Terdaftar di OJK. Udah Coba?)

 

Nikmati kemudahan akses pendanaan di Finpedia


Kamu yang saat ini membutuhkan dana cepat untuk ragam kebutuhan, bisa mengakses Finpedia.id. Katalog finansial itu menyediakan ragam produk keuangan dari lembaga perbankan, pembiayaan maupun peer to peer lending.

 

Mulai dari kartu kredit, kredit tanpa agunan, pinjaman modal usaha, pinjaman instan, pinjaman dana darurat, pinjaman dengan agunan sampai program cicilan biaya pendidikan bisa didapatkan dengan mudah di Finpedia.id.

 

Disana kamu bisa melihat informasi mulai dari suku bunga yang diberikan, jangka waktu, syarat yang dibutuhkan sampai pengajuan bisa dilakukan di Finpedia. Seperti layanan keuangan dari Finplus yang memberikan pinjaman tanpa agunan mulai dari Rp600 ribu sampai Rp2,5 juta. Bunganya super murah 0,4%!

 

Dengan begitu, kamu tidak perlu repot untuk mengumpulkan informasi dari produk keuangan yang dibutuhkan dari ragam lembaga keuangan. Akses sekarang dan penuhi kebutuhan darurat kamu segera!