Ada Kafe Peti Mati di Jepang untuk Renungkan Kematian, Patok Harga Rp225 Ribu

Posted: 9 De00 2024from: EditorLast updated : 9 De12 2024

Biasanya, kafe akan menyediakan fasilitas yang nyaman bagi para pengunjungnya sembari menikmati makanan dan minuman yang mereka jual. Namun, sebuah kafe di Jepang membuat sebuah terobosan dengan menawarkan pengunjungnya sensasi berbaring di peti mati seperti jenazah.



Selain negara yang dikenal dengan budaya dan teknologinya yang maju, Jepang juga dikenal sebagai penghasil 'terobosan-terobosan unik', yang tidak ditemukan di belahan dunia lain.



Contohnya seperti sebuah rumah pemakaman bernama Kajiya Honten di Futtsu, Prefektur Chiba yang beberapa waktu lalu membuat sebuah kafe, yang dijamin bisa membuat pengunjungnya bisa merefleksikan perbuatannya selama hidup agar siap menghadapi kematian.



Mengapa begitu? Pasalnya kafe tersebut menawarkan servis yang membuat pengunjung bisa merasakan berbaring dalam sebuah peti mati, yang umumnya tempat menaruh jenazah sebelum dikremasi.



Kafe Peti Mati yang baru dibuka pada September 2024 itu sendiri berada di lantai 1 gedung Kajiya Honten yang sudah berusia 120 tahun lebih sejak dibangun pada 1902 silam. Di kafe itu, pengunjung bisa memilih sendiri peti mati yang mereka gunakan. Ada yang berwarna emas, hijau, dan kuning.



Selain warna, peti mati yang disediakan untuk pengunjung juga dihiasi motif berbentuk bunga, dengan tujuan membuat mereka yang berbaring sedikit 'lebih nyaman'. Meskipun di kawasa yang sama, kafe peti mati ini sendiri dibuat posisinya berjauhan dengan ruang utama pemakaman, dengan tujuan tidak menggangu mereka yang sedang berduka.



Untuk menikmati servis di kafe peti mati ini sendiri tidak gratis. Pengunjung akan dikenakan tarif sebesar 2.200 yen atau sekitar Rp225 ribu (kurs 1 yen = Rp102,47). Meski tergolong tidak murah, di luar dugaan banyak orang yang tertarik mencoba, bahkan kebanyakan adalah pasangan muda-mudi yang datang untuk foto bersama di dalam peti mati.



Kehadiran kafe peti mati itu sendiri pasti menimbulkan pertanyaan, apa yang melatarbelakangi seseorang terpikir untuk membuat ide tersebut? Hal itu pun dijawab oleh Kiyotaka Hirano, Presiden dari Rumah Pemakaman Kaiya Honten.



Pria yang kini berusia 48 tahun tersebut mengatakan salah satu yang menginspirasinya adalah kenyataan hidupnya yang harus hidup tanpa ayah di usia 24 tahun.



"Kebanyakan anak muda hanya memikirkan mengenai pernikahan dan sangat sedikit yang berpikir tentang pemakaman. Apapun itu, semua orang bisa mendapatkan pengalaman ini dengan cara yang berbeda," ujar Kiyotaka Hirano seperti dikutip Mashable Indonesia dari The South China Morning Post.



"Sebagian ingin merasakan peti matinya ditutup untuk beberapa menit, demi bisa merasakan sensasi yang akan dihadapi di penghujung kehidupan," jelas lebih lanjut.



Lebih lanjut, Kiyotaka Hirano sendiri berharap usaha kafenya itu bisa membuat para pengunjung lebih menghargai kehidupan dan memperbaiki hubungan mereka dengan orang-orang tercinta sebelum ajal menjemput.

 


Dengan hadirnya Kafe Peti Mati ini, Jepang kembali membuktikan bahwa inovasi unik bisa menjadi cara yang menarik untuk menyampaikan pesan mendalam tentang kehidupan dan kematian. Bagaimana menurut Kamu, Frens? Tertarik mencoba pengalaman unik ini?