Mengenal Istilah Window Dressing dan January Effect dalam Investasi Saham
Kamu yang terbiasa investasi di pasar saham, pasti sudah akrab dengan istilah window dressing. Jelang akhir tahun, biasanya beberapa harga unit reksa dana atau saham akan mengalami anomali harga, hal itu yang dinamakan sebagai window dressing.
Aktivitas window dressing sendiri sebenarnya biasanya dilakukan oleh pelaku pasar, dalam hal ini perusahaan terbuka atau pun perusahaan pengelola keuangan untuk mempercantik kinerja laporan keuangannya di akhir tahun.
Hal tersebut biasanya berdampak pada naiknya beberapa harga saham atau pun produk reksa dana. Namun kenaikan harga yang terjadi biasanya bersifat semu alias sementara. Karena kondisi harga sebenarnya bisa saja tidak setinggi harga saham pada saat itu.
Mekanismenya adalah, saat kinerja keuangan atau produk reksa dana dilaporkan memiliki kinerja yang baik, maka para investor juga akan tertarik dengan laporan tersebut. Alhasil banyak aksi beli yang pada akhirnya membuat harga saham meningkat sekitar 5% hingga 10%
Hal tersebut sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh kamu selaku investor untuk masuk dan membeli saham tersebut. Untuk lebih aman nya, dianjurkan untuk membeli saham yang masuk dalam kategori blue chips.
Istilah blue chips sendiri adalah saham dari perusahaan besar yang memiliki kinerja secara fundamental stabil dan positif. Kamu bisa melihatnya di laporan keuangan yang tersaji di idx.co.id. Kebanyakan saham yang masuk dalam kategori blue chips adalah saham milik perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUM) ataupun saham perusahaan yang memiliki pendapatan stabil dan jumlah kewajiban alias utang yang tidak terlalu besar, refleskinya terlihat dari kapitalisasi pasar yang dimiliki alias market sizenya.
Pun jika kamu sudah terlanjur masuk dalam saham-saham yang memiliki lonjakan harga jelang akhir tahun, disarankan untuk tidak mengoleksinya dalam jangka waktu yang lama. Karena biasanya efek kenaikannya tidak berlangsung lama.
(Baca juga: Tahun Baru, Pilih Mobil Bekas atau Baru?)
Setelah window dressing, ada January effect
Setelah berhasil memoles kinerja yang akhirnya berdampak pada kenaikan harga saham, ada juga istilah yang dinamakan January Effect. Beberapa studi menyebutkan saat yang paling baik untuk membeli saham adalah di awal tahun, hal itu membuat terjadi kenaikan harga sementara di awal bulan Januari setiap tahunnya.
Adalah seorang investment banker, Sidney Wachtel yang melakukan penelitian terkait fenomena kenaikan harga saham secara sementara di bulan Januari.
Studi tersebut menyebutkan tingkat pengembalian saham di bulan Januari 5 kali lebih besar dari bulan lainnya. Tetapi perlu diingat, bahwa tidak ada jaminan bahwa hal tersebut akan terus terjadi.
Karena membincang harga saham, ada banyak faktor yang memengaruhinya. Jadi bisa saja January effect atau window dressing tidak terjadi dan bisa saja terjadi. Kamu yang ingin membenamkan dana di produk investasi seperti saham, harus sudah siap juga dengan potensi kerugian yang bakal dialami.
Karena sesuai dengan prinsip investasi, high risk high return. Jika kamu siap untuk mengantongi keuntungan yang besar, kamu juga harus siap menghadapi potensi kerugian yang ada. Karena dalam dunia investasi tidak ada yang pasti, selalu ada risiko yang membayangi.
Fisikawan terkemuka di dunia, Albert Einstein pernah mengatakan,bahwa tidak ada yang pasti dunia ini. Satu-satunya yang pasti adalah ketidakpastian.
(Baca juga: Pinjaman Online Terbaik Untuk Renovasi Rumah)
Jadilah investor yang cerdas
Untuk kamu yang berencana masuk dalam investasi saham, pelajari dengan baik laporan keuangan dan informasi terkait saham yang akan kamu beli. Jangan hanya ikut masuk dalam kondisi anomali, karena hal itu akan menyulitkan kamu dalam membaca pergerakan harga saham.
Pelajari sentimen apa saja yang membuat naik turunnya harga saham, bagaimana kondisi fundamental perusahaan tersebut, bagaimana prospek bisnis ke depannya. Dengan begitu, kamu bisa menikmati hasil investasi dengan baik.
Tidak boleh dilupakan juga, jangan menghabiskan uangmu di satu produk investasi. Sebar di beberapa produk lain sehingga risikonya juga menjadi tersebar. Untuk alternatif investasi di luar dunia saham, kamu bisa menjajal untuk memulai usaha di sektor riil.
Pilihlah usaha yang kamu sukai dan kuasai. Lebih baik lagi jika itu adalah hobi kamu. Kamu bisa dengan mudah membaca dan memproyeksikan bagaimana model bisnis yang akan dijalankan. Untuk modal usahanya, kamu bisa manfaatkan dari Danamas Dana Tunai.
Platform pinjaman online tersebut merupakan platform pinjaman yang terdaftar dan berizin di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kamu bisa langsung mengaksesnya lewat Finpedia.