Mau Investasi Saham? Ini Istilah Penting yang Perlu Kamu Tahu
Adanya pandemi membuat minat investasi di pasar modal bergerak masif. Hal itu terlihat dari penambahan jumlah investor baru hingga Agustus lalu yang sudah mencapai 2,21 juta atau meningkat hampir 2 kali lipat dari capaian tahun lalu. Hal itu membuat total jumlah investor pasar modal tanah air mencapai level 6,1 juta investor. Buat kamu yang saat ini ingin terjun dan mencicip manisnya cuan di pasar modal simak dulu nih istilah di dunia saham yang perlu kamu tahu, biar maksimal cuannya.
Banyak orang yang merasa berinvestasi di pasar modal rumit, padahal jika kamu sudah mempelajari faktor-faktor penggeraknya, kamu bisa percaya diri untuk membenamkan dana di sana. Ya, ada beberapa faktor yang menjadi penggerak pasar modal, mulai dari kinerja perusahaan itu sendiri, kondisi ekonomi dan geopolitik tanah air juga dunia, kondisi ekonomi global, tingkat kepercayaan terhadap pemerintah dan beberapa faktor pendukung lainnya.
Kamu bisa mulai mempelajari beberapa istilah penting yang ada dalam investasi saham dibawah ini, biar bisa lebih mengerti bagaimana saham itu dan apa yang menjadi dasar pergerakannya
(Baca juga: Mengenal Reksadana dan Mana yang Paling Cocok Untuk Kaum Newbie)
Istilah dalam investasi saham
1. Saham
Saham adalah bukti kepemilikan nilai sebuah perusahaan. Jadi kamu yang membeli saham perusahaan A, kamu bisa dibilang juga sudah memilki perusahaan A tersebut.
Itu mengapa, ketika memutuskan untuk membeli saham tertentu, kamu sudah harus paham tentang bagaimana potensi bisnis perusahaan tersebut, kinerjanya seperti apa, siapa saja orang yang duduk di kursi direksi dan bagian dari grup bisnis apa.
Semuanya harus kamu gali untuk tidak membeli kucing dalam karung. Selain itu, perhatikan juga pergerakan saham secara historisnya. Jangan sampai kamu ikut-ikutan teman atau terbawa euforia membeli saham tertentu yang padahal saat kamu membelinya itu sudah berada dalam level yang tinggi.
Hal seperti itu jika tidak dipahami akan menimbulkan panic selling atau langsung melepas saham tersebut di harga yang rendah. Lain hal kalau kamu memang mengerti bisnis dan rencana pengembangan bisnisnya dalam jangka waktu tertentu.
2. IHSG
IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks saham yang mengukur seluruh saham yang tercatat di papan utama dan papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam bahasa inggris, IHSG juga disebut IDX Composite. Naik turunnya IHSG dipengaruhi oleh naik turuunya harga saham yang ditransaksikan.
Melansir laman Bursa Efek Indonesia, terdapat 38 indeks saham yang termasuk didalamnya adalah IHSG. Indeks saham berisi kumpulan dari beberapa saham sektoral tertentu, seperti IDX BUMN20 yang berisi 20 perusahana tercatat milik pemerintah (BUMN) dan juga milik pemerintah daerah (BUMD) serta afiliasinya.
3. ARA
ARA atau auto reject atas adalah kondisi dimana harga saham mengalami kenaikan maksimal hingga mentok. Hal ini disebabkan karena sentimen positif yang mewarnai perdagangannya, sehingga investor percaya terhadap kinerja saham A.
4. ARB
ARB atau Auto Reject Bawah (ARB) adalah kebalikan dari ARA, yakni kondisi dimana harga saham menyentuh level terendahnya dalam perdagangan harian. BEI membatasi penurunan harga saham secara harian maksimal adalah 7%.Tujuannya adalah untuk melindungi investor dari potensi kerugian yang besar.
5. Buy the dip
Buy the dip adalah istilah yang sering digunakan oleh investor kala dia masuk dan membeli saham tertentu di harga yang sedang merosot. Harga lagi turun kok malah dibeli? Ya, itu artinya investor percaya bahwa naik turunnya harga saham hanya bersifat sementara, sehingga ketika harganya turun jauh, maka itu kesempatan dia untuk mengoleksinya dengan harga diskon.
Sehingga ketika harganya berbalik arah, maka potensi keuntungan yang didapatkan juga semakin besar. Oleh karena itu, ini pentingnya mengetahui kinerja perusahaan yang sahamnya sedang kamu bidik.
Jika kamu memilki informasi tentang rencana bisnis perusahaan ke depan secara valid, maka ketika harganya turun, itu kesempatan kamu untuk membelinya.
6. Saham Blue Chip
Saat perdagangan saham, ada 500 lebih saham yang diperdagangkan. Nah diantara saham-saham tersebut adalah saham yang masuk dalam kategori blue chip. Saham blue chip adalah saham yang memiliki kapitalisasi pasar jumbo dan pendapatan yang stabil.
Perusahaan-perusahaan besarlah yang biasanya dikategorikan dalam saham Blue Chip, seperti saham BCA, saham BRI ataupun saham yang memiliki kapitalisasi besar lainnya.
(Baca juga: Cara Menghapus Blacklist BI Checking. Biar Lebih Mudah Dapat Pinjaman)
Nikmati kemudahan akses pendanaan di Finpedia
Kamu yang saat ini membutuhkan dana cepat untuk ragam kebutuhan, bisa mengakses Finpedia.id. Katalog finansial itu menyediakan ragam produk keuangan dari lembaga perbankan, pembiayaan maupun peer to peer lending.
Mulai dari kartu kredit, kredit tanpa agunan, pinjaman modal usaha, pinjaman instan, pinjaman dana darurat, pinjaman dengan agunan sampai program cicilan biaya pendidikan bisa didapatkan dengan mudah di Finpedia.id.
Disana kamu bisa melihat informasi mulai dari suku bunga yang diberikan, jangka waktu, syarat yang dibutuhkan sampai pengajuan bisa dilakukan di Finpedia. Seperti layanan keuangan dari JULO yang memberikan pinjaman tanpa agunan mulai dari Rp500 ribu sampai Rp15 juta. Bunganya super murah 0,13%!
Dengan begitu, kamu tidak perlu repot untuk mengumpulkan informasi dari produk keuangan yang dibutuhkan dari ragam lembaga keuangan. Akses sekarang dan penuhi kebutuhan darurat kamu segera!
Produk yang direkomendasikan
Limit kredit hingga Rp50 juta
Easycash
Rp 200,000 - Rp 80,000,000
Pencairan Dana Cepat! Proses dalam 3 menit, dan proses pencairan cepat.
Proses Pengajuan Mudah! Hanya butuh KTP dan ikuti 3 langkah pinjaman.
BPR Kredit Mandiri Indonesia
Rp 20,000,000 - Rp 2,000,000,000
✔ Tenor minimal Rp 20 juta
BFI Pembiayaan jaminan Sertifikat Rumah
Rp 50,000,000 - Rp 2,000,000,000
✔ Pinjaman hingga Rp 2 Milyar