QRIS Akan Bisa Digunakan di China hingga Jepang

Posted: 24 Apr 2025from: EditorLast updated : 24 Apr 2025

Bank Indonesia (BI) menegaskan akan terus mendorong perluasan kerja sama sistem pembayaran digital berbasis QR code, yaitu QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), hingga ke Jepang dan China.


Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, menyampaikan bahwa sejumlah negara saat ini sudah masuk dalam daftar antrean untuk menjalin kemitraan QRIS, termasuk Jepang, China, India, Korea Selatan, dan Arab Saudi.


"Yang sudah antre dan akan segera kami realisasikan adalah Jepang, India, Korea Selatan, kemudian menyusul China dan Arab Saudi," ungkap Filianingsih dalam konferensi pers pada Rabu (23/4/2025).


Sebagai informasi, QRIS saat ini sudah bisa digunakan di beberapa negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Kolaborasi lintas negara ini merupakan bagian dari strategi BI untuk memperluas konektivitas sistem pembayaran regional dan mempermudah transaksi lintas negara bagi masyarakat dan pelaku usaha.

Pertumbuhan transaksi QRIS pun menunjukkan tren yang sangat positif. Di kuartal I-2025, volume transaksi QRIS tumbuh pesat sebesar 169,15% secara tahunan (year-on-year), didorong oleh peningkatan jumlah pengguna dan merchant.


Hingga akhir Maret 2025, pengguna QRIS sudah mencapai 56,3 juta orang, dengan total transaksi mencapai 2,6 miliar kali dan nilai transaksi sebesar Rp262,1 triliun. Sementara itu, jumlah merchant yang tergabung—kebanyakan berasal dari sektor UMKM—telah mencapai 38,1 juta.

 

Transaksi digital melalui QRIS selama periode Ramadhan dan Idulfitri (RAFI) 2025 juga meningkat, dengan rata-rata pertumbuhan volume transaksi per pengguna mencapai 111% YoY, lebih tinggi dibandingkan periode RAFI 2024 sebesar 76%.

 

Perluasan penggunaan QRIS ini sejalan dengan misi BI untuk mendorong inklusi keuangan serta menciptakan sistem pembayaran yang cepat, aman, efisien, dan andal. Ke depan, BI juga berencana memperkuat kerja sama dengan berbagai negara dalam kerangka Regional Payment Connectivity (RPC), sebagai bagian dari transformasi digital di sektor keuangan.

 

Di kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa QRIS sebenarnya merupakan pengembangan dari standar global Europay, MasterCard, dan Visa (EMV).

 

Ia menceritakan bahwa sistem QRIS ini resmi diluncurkan pada 17 Agustus 2019, bertepatan dengan HUT ke-74 Republik Indonesia, dan dikembangkan bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).

 

Dalam prosesnya, QRIS dirancang berdasarkan pedoman yang disesuaikan dengan kepentingan nasional dan disepakati secara bersama sebagai standar pembayaran digital di Indonesia.

 

Perry juga menekankan bahwa kehadiran QRIS sangat penting untuk mendorong inklusi keuangan, terutama bagi masyarakat yang belum tersentuh layanan keuangan formal.

 

“Terima kasih kepada seluruh asosiasi perbankan, pelaku jasa keuangan, serta masyarakat yang telah merasakan manfaat dari QRIS. Kami juga sangat menghargai dukungan dari kementerian, lembaga, dan semua pihak atas kerja sama dalam pengembangan QRIS lintas negara,” ujar Perry.