Mengenal Lebih Jauh Suku Bunga Kredit Pada Pinjaman
Kamu pasti pernah mendengar suku bunga kredit saat akan mengajukan pinjaman. Biasanya pihak customer service akan menjabarkan besaran suku bunga yang diberikan disertai dengan total pinjaman yang harus dikembalikan nantinya dalam kurun waktu yang sudah disepakati.
Namun apakah kamu tahu apa yang dimaksud dengan suku bunga kredit dan bagaimana dasar perhitungannya. Nah suku bunga kredit adalah biaya yang dibebankan oleh pihak bank maupun lembaga pembiayaan kepada nasabah atas pinjaman yang telah diberikan.
Biasanya hal itu tercantum dalam akad kredit. Jadi baik kreditur maupun debitur, sudah sama-sama tahu berapa besaran bunga yang diberikan. Ada beberapa instrumen yang masuk dalam suku bunga kredit, diantaranya adalah Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK), yang menjadi dasar penetapan suku bunga kredit..
Namun dalam SBDK belum memasukkan variabel lain yang akhirnya masuk ke dalam suku bunga kredit yang diberikan kepada kamu sebagai nasabah. Variabel pembentuk suku bunga kredit diantaranya adalah
1. Biaya pencadangan
Variabel ini dalam bisnis bank masuk dimasukkan sebagai mitigasi jika muncul kredit macet. Setiap bank memiliki biaya pencadangan yang berbeda tergantung dari profil risiko nasabah yang selama ini dibiayai.
2. Laba yang ditargetkan
Ini berkaitan dengan penetapan nett interest margin (NIM) yang memang sudah ditetapkan dari awal rencana kerja perusahaan dibuat. saat ini NIM yang berlaku di industri perbankan berada di kisaran 4% hingga 5%.
Angka ini turun dibandingkan rata-rata NIM pada tahun-tahun sebelumnya dimana angka yang dipatok di level 6%.
3. Biaya operasional
Dalam istilah perbankan, variabel ini dikenal dengan istilah Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO). Sejauh mana bank dapat membiayai operasionalnya secara efisien dapat terlihat dari posisi BOPO yang bisa dijaga di level rendah.
4. Pajak
5. Biaya pembiayaan
Kesemua variabel diatas menentukan suku bunga kredit yang nantinya akan diberikan kepada nasabah. Jadi ketika kamu melihat SBDK pada papan pengumuman di kantor cabang Bank, variabel tersebut baru dasar dari penetapan kredit nantinya. Biasanya Suku Bunga Kredit akan berada diatas Suku Bunga Dasar Kredit.
Selain itu, biasanya kamu juga akan diperkenalkan dengan dua sistem bunga, yakni suku bunga tetap atau tetap dan suku bunga mengambang alias floating.
Suku bunga tetap
Umumnya suku bunga flat diperkenalkan dalam skema syariah dan produk kredit jangka pendek seperti Kredit Tanpa Agunan (KTA), awal Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), Kredit Mobil dan kredit Motor.
Disini suku bunga yang diberikan dari awal kesepakatan hingga akhir akan berlaku tetap. Jika dari awal perjanjian diberikan suku bunga 9%, maka hingga akhir masa pinjaman akan tetap berada di kisaran tersebut.
Hal itu akan sangat menguntungkan kamu untuk membuat perencanaan keuangan. Karena kamu bisa langsung melakukan alokasi dana secara jangka panjang. Namun umumnya, suku bunga flat akan lebih tinggi di awal dibanding skema pinjaman yang menggunakan skema bunga mengambang.
Suku bunga mengambang
Skema suku bunga kredit mengambang biasanya diterapkan dalam skema kredit jangka panjang, seperti KPR misalnya. Di awal pihak bank akan memberikan suku bunga tetap selama periode tertentu dan di periode berikutnya akan menggunakan skema floating.
Penentuan besaran suku bunga kredit-nya berdasarkan pada besaran bunga di pasaran. Ketika suku bunga naik, maka pihak bank akan mengikuti tren tersebut, alhasil beban bunga yang ditanggung nasabah juga akan meningkat.
Suku bunga anuitas
Skema suku bunga kredit ini merupakan bentuk modifikasi dari suku bunga efektif dengan besaran cicilan yang tetap. Hasilnya nasabah akan lebih mudah untuk melakukan cicilan. Prosesnya adalah, jumlah bunga yang dibayarkan akan menurun seiring dengan berjalannya waktu sementara di sisi lain, pembayaran pokoknya meningkat.
Sehingga besaran cicilan yang harus dibayarkan, menjadi tetap. Biasanya pada awal pembayaran cicilan, suku bunga kredit akan lebih besar di awal, namun kemudian menyusut di akhir tenor.
Suku bunga efektif
Skema ini sering disebut juga sebagai skema sliding rate, dimana nasabah akan mendapatkan bunga yang disandarkan pada sisa utang pokok. Pembayaran cicilan yang dilakukan setiap bulan akan secara otomatis mengurangi pokok utang.
Nah semakin berkurangnya nilai pokok utang, berarti jumlah cicilannya juga akan berkurang. Karena nilai pembaginya, yaitu nilai pokok utangnya berkurang meskipun suku bunga kreditnya tetap. Hitung segera besaran cicilan yang bisa kamu dapatkan di Finpedia. Cari dan temukan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhanmu.