3 Fakta Penundaan Aktivitas Sekolah Tatap Muka
Rencana untuk memulai sekolah secara tatap muka kembali di tunda. Masih tingginya potensi penyebaran virus Covid-19 menjadi salah satu alasan beberapa pemimpin daerah untuk memperpanjang kembali aktivitas pembelajaran jarak jauh (PJJ). Nah berikut merupakan 3 fakta tentang penundaan aktivitas sekolah tatap muka
Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim sudah memberikan izin terkait rencana pembukaan sekolah tatap muka. Namun kegiatan tersebut bisa terlaksana asal sudah mengantongi izin dari Pemerintah Daerah, Orang Tua Murid dan juga Kepala Sekolah.
Dibukanya izin untuk menyelenggarakan sekolah secara tatap muka disandarkan pada adanya dampak negatif pada peserta didik jika dibiarkan terlalu lama melakukan PJJ. Seperti tumbuh kembang anak yang mengalami kendala, tekanan psikososial dan kekerasan terhadap anak yang tidak terdeteksi menjadi salah satu alasan pemerintah untuk kembali menggelar sekolah tatap muka
Nah berikut merupakan 3 fakta terkait aktivitas sekolah tatap muka yang ditunda oleh sebagai wilayah di Indonesia.
(Baca juga: Sejarah Celengan dan Bagaimana Cara Mengumpulkan Uang dengan Cepat)
1. Tuai pro dan kontra
Saat kebijakan tersebut di gaungkan, ada banyak pihak yang meminta sekolah tatap muka ditunda. Namun ada juga pihak yang tancap gas menyelenggarakan kegiatan sekolah tatap muka.
Memang, keputusan akhir dari aktivitas sekolah tatap muka berada di tangan pemimpin daerah. Pemerintah pusat pun sudah mengizinkan bagi wilayah yang berada di zona hijau sudah bisa menyelenggarakan sekolah tatap muka, tetapi berjalan atau tidaknya dikembalikan kepada masing-masing daerah.
Beberapa sekolah yang sudah menggelar sekolah tatap muka adalah SMAN 1 Mataram yang berada di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), SDN 42 Banda Aceh, SDN 06 Lapai dan beberapa sekolah lainnya.
Sekolah tatap muka bukanlah hal yang harus dilakukan. Oleh karena itu, jika ada salah satu pihak tidak setuju, maka sekolah tatap muka bisa kembali di tunda di daerahnya masing-masing.
2. Ibukota Tunda Sekolah Jarak Jauh
Salah satu provinsi yang menunda aktivitas tatap muka adalah DKI Jakarta. Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana mengatakan penundaaan sekolah tatap muka pada semester genap tahun ini dikarenakan penyebaran Covid-19 masih sulit dikendalikan .
Selain DKI Jakarta, wilayah Jawa Tengah juga menunda kegiatan sekolah secara tatap muka. Wilayah Kalimantan Barat, Kota Denpasar, Kota Jayapura, Kota Depok, Kota Tangerang, Kabupaten Karawang dan Bogor Raya juga dikabarkan menunda aktivtas sekolah tatap muka.
Penyelangaraan sekolah tatap muka tetap harus mengedepankan protokol kesehatan. Artinya dari total kapasitas murid di kelas, yang boleh hadir hanya separuh dari kapasitas tersebut. Kerumunan juga tidak diperbolehkan ada.
Setiap siswa juga tetap wajib menggunakan masker serta menjaga jarak. Hal itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas sekolah tatap muka.
(Baca juga: Kartu Kredit Online Terbaik Untuk Belanja)
3. Biaya sekolah jarak jauh meningkat
Meskipun banyak pihak yang menginginkan sekolah tatap muka ditunda karena alasan kesehatan, namun ada juga pandangan lain yang menginginkan semuanya bisa kembali normal. Hal itu dikarenakan orang tua murid harus menanggung biaya pendidikan yang lebih besar, mulai dari biaya internet, ponsel dan kebutuhan pendukung lainnya.
Karena paling tidak, orang tua murid harus mengeluarkan dana ekstra sekitar Rp100 ribu per bulan untuk pembelian paket internet. Belum lagi jika melihat tugas yang harus dikerjakan oleh anak.
Namun apapun itu, keputusan pemerintah merupakan hal yang terbaik. Sudah berjalan atau belum aktivitas sekolah tatap muka, setiap pemerintah daerah memiliki pandangan tersendiri tentang wilayahnya.
Kamu yang membutuhkan dana ekstra untuk pendidikan anak, bisa memanfaatkan cicilan dana pendidikan dari Pintek. Kamu bisa memanfaatkannya untuk memenuhi ragam kebutuhan pendidikan Anak. Ajukan sekarang di Finpedia.id