Sah. Merger BUMN Perbankan Syariah Jadi Bank Syariah Indonesia

Posted: 11 De00 2020from: EditorLast updated : 28 Mei 2021

Aksi strategis berupa merger perbankan syariah yang berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus dimatangkan. Nantinya bank hasil peleburan 3 entitas usaha berbeda tersebut akan bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk dengan kode saham BRIS, kode yang sama dengan BRI Syariah sebagai surviving entity dalam pembentukan bank syariah milik negara.


Dalam keterangan pers disebutkan, nantinya perubahan nama tersebut juga akan diikuti dengan perubahan logo dan kantor pusatnya akan bertempat di Jl. Abdul Muis No. 2-4, Jakarta Pusat, yang sebelumnya merupakan kantor pusat BRI Syariah.


Perihal susunan kepengurusan baru, akan diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang rencananya digelar pada 15 Desember 2020 mendatang.


Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN Hery Gunardi mengatakan, seluruh proses dan tahapan-tahapan merger akan terus dikawal hingga penggabungan ketiga bank syariah BUMN selesai dilakukan.


Dia memastikan segala rencana perubahan dan penyesuaian operasional telah sesuai dengan tujuan dan kegiatan operasional bank hasil merger, yang memiliki visi menjadi Top 10 bank syariah terbesar di dunia dalam 5 tahun ke depan dan sebagai Top 10 bank terbesar di Indonesia.


“Kehadiran Bank Syariah Indonesia akan menjadi tonggak kebangkitan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, entitas baru ini tentu memerlukan identitas yang kuat dan Direksi yang berpengalaman untuk menjalankan operasionalnya. Dengan Direksi yang akan diisi oleh orang-orang berpengalaman di bidangnya, visi Bank Syariah Indonesia untuk menjadi salah satu bank syariah terbesar di dunia akan semakin mantap dan yakin bisa kita wujudkan,” ungkapnya.


Direktur Utama Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo menambahkan, penetapan nama dan struktur kepengurusan baru bagi Bank Hasil Penggabungan sejalan dengan upaya Pemerintahmembentuk ekosistem halal serta mendorong perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.


“Dengan struktur yang baru ini, gerak bank hasil merger kami yakini akan semakin lincah dan mampu menjawab tantangan serta segala kebutuhan masyarakat, nasabah, serta pelaku usaha di Indonesia maupun dunia.,” ucapnya.


(Baca juga: Ini Sejarah Mengapa Saat Tahun Baru Harus Meniup Terompet)

Aset jumbo


Bank Hasil Penggabungan nanti akan memiliki aset mencapai Rp214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun. Jumlah aset dan modal inti tersebut menempatkan Bank Hasil Penggabungan dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan.


Selain memiliki aset dan modal inti besar, Bank Hasil Penggabungan juga akan didukung dengan keberadaan lebih dari 1.200 cabang, 1.700 jaringan ATM, serta didukung 20.000 lebih karyawan di seluruh Indonesia, Bank Hasil Penggabungan akan mampu memberikan layanan finansial berbasis syariah, layanan sosial bahkan spiritual bagi lebih banyak nasabah.


Di segmen ritel, Bank Hasil Penggabungan akan memiliki ragam solusi keuangan dalam ekosistem Islami seperti terkait keperluan ibadah haji dan umrah, zakat, infak, sedekah, wakaf (ZISWAF), produk layanan berbasis emas, pendidikan, kesehatan, remitansi internasional, dan layanan dan solusi keuangan lainnya yang berlandaskan prinsip syariah yang didukung oleh kualitas digital banking dan layanan kelas dunia.


Di segmen korporasi dan wholesale, Bank Hasil Penggabungan akan memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam sektor-sektor industri yang belum terpenetrasi maksimal oleh perbankan Syariah.


Selain itu, Bank Hasil Penggabungan juga diyakini akan dapat turut membiayai proyek-proyek infrastruktur yang berskala besar dan sejalan dengan rencana Pemerintah dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Di samping itu, Bank Hasil Penggabungan akan menyasar investor global lewat produk-produk Syariah

yang kompetitif dan inovatif.


Sebagai catatan, bank Hasil Penggabungan akan tetap berstatus sebagai perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan ticker code BRIS. Komposisi pemegang saham pada Bank Hasil Penggabungan adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 51,2%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 25,0%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4%, DPLK BRI - Saham Syariah 2% dan publik 4,4%.


Struktur pemegang saham tersebut disandarkan pada perhitungan valuasi masing-masing bank peserta penggabungan.


(Baca juga: Suka Berbelanja Online? Ini Ciri Website Palsu, Supaya Gak Terjebak)


Jajal bisnis yuk. Modalnya bisa pakai Finplus


Adanya peleburan perbankan syariah menyiratkan optimisme akan lebih baiknya industri keuangan syariah dalam beberapa tahun kedepan. Nah kamu bisa mulai mempersiapkan diri dari sekarang untuk menyambutnya. Lebih baik lagi jika kamu bisa memanfaatkannya untuk mendapatkan keuntungan.


Caranya adalah dengan memasuki bisnis halal. Ya, ada beberapa sektor yang bisa kamu tapaki untuk mendulang keuntungan. Seperti berbisnis makanan dan minuman, jasa dan sebagainya. Nah khusus untuk pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), adanya pandemi membuat pemerintah memberikan banyak kemudahan, salah satunya adalah dengan menggratiskan biaya sertifikasi halal untuk UMKM.


Hal itu bisa kamu manfaatkan untuk lebih baik lagi menjajakan barang daganganmu. Urusan modal, kamu tidak perlu bingung. Kamu bisa mengajukannya di Finplus. Dokumen yang dibutuhkan hanyalah tanda pengenal dan dokumen pendukung lainnya, proses pencairannya cepat dan juga aman. Ajukan sekarang di Finpedia.